- Seri standar ISO 9000 merupakan serangkaian standar dan pedoman yang memiliki reputasi global sebagai dasar untuk pembentukan sistem manajemen mutu (SMM).
- Penerapan semua standar yang diterbitkan oleh ISO, termasuk standar di ISO 9000, bersifat sukarela.
- Pada seri ISO 9000, semua standar dapat dilaksanakan tanpa sertifikasi. Setiap bisnis dapat menggunakan model dari standar untuk meningkatkan sistem manajemen mutu.
- Banyak negara telah mengadopsi seri standar ISO 9000 dan juga telah disesuaikan sistem penomoran untuk standar nasional mereka. Misalnya di Inggris, ISO 9001 disebut sebagai BS EN ISO 9001: 2015, dengan BS berdiri untuk British Standard dan EN untuk Eropa Norm. Di Indonesia diadopsi menjadi SNI ISO 9001:2015, dengan SNI merujuk pada Standar Nasional Indonesia.
- Setiap organisasi, terlepas dari jenis produk atau jasa yang mereka tawarkan, bisa menggunakan ISO 9001 sebagai pedoman mereka untuk menerapkan, memelihara dan memperbaiki Sistem Manajemen Mutu.
- ISO 9001 menyediakan pendekatan proses pada saat pelaksanaannya, yang memungkinkan SMM untuk terhubung dengan proses organisasi lainnya; dan fokus pada perbaikan terus-menerus dan kepuasan pelanggan akan menyebabkan peningkatan kinerja bisnis.
- ISO 9001 menentukan apa yang “harus” organisasi lakukan, tetapi tidak “bagaimana” mereka harus melakukannya. ISO 9001 memberikan fleksibilitas yang besar bagi setiap perusahaan, besar atau kecil, untuk menggunakan standar ini.
- Adanya kebutuhan industri spesifik terhadap manajemen mutu,
menciptakan modifikasi ISO 9001 untuk menciptakan standar untuk
organisasi di otomotif, telekomunikasi, aerospace, peralatan medis,
minyak dan gas, dan sektor teknologi informasi.Beberapa di antaranya
adalah:
- Industri Otomotif: ISO / TS 16949
- Perangkat medis: ISO 13485
- Bahan kemasan primer untuk produk obat: ISO 15378
- Industri petrokimia, minyak dan gas alam: ISO / TS 29001
- Industri Telekomunikasi: TL 9000
- Aerospace Industry: AS 9100; AS9110 dan AS9120
- Sertifikasi SMM oleh badan sertifikasi terakreditasi menghasilkan kepercayaan di antara pelanggan yang dan pihak lain yang berkepentingan bahwa organisasi mampu memasok produk atau jasa secara konsisten sesuai dengan yang dibutuhkan.
- Kepatuhan terhadap standar ISO dapat dipublikasikan untuk mendapatkan akses pasar di luar negeri, karena banyak pembeli asing menempatkan perhatian khusus pada standar ini.
9 Jun 2016
ISO 9000 adalah seri standar sistem manajemen mutu yang paling banyak
digunakan di seluruh dunia; Ribuan organisasi dan perusahaan
menggunakan standar ini untuk membangun sistem manajemen mutu yang
efektif. Berikut adalah beberapa fakta tentang ISO 9000 yang perlu anda
ketahui:
7 Jun 2016
Klausul 4.1 Memahami konteks organisasi
Intisari persyaratan
Organisasi harus memahami konteks organisasi, baik konteks internal maupun internal.
Penjelasan dan Penerapan
Konteks adalah kondisi dan situasi
organisasi, baik internal mapun yang melingkupi organisasi. Budaya
kerja, kinerja saat ini adalah konteks internal sedang kondisi pasar,
produk hukum, harapan pelanggan adalah konteks eksternal.
Mengapa ISO-9001: 2015 mensyaratkan hal ini? Karena ISO-9001 menginginkan agar sistem manajemen mutu yang tercipta benar-benar sesuai bagi organisasi, mempertimbangkan semua situasi dan kondisi yang melekat saat ini dan yang melingkupi organisasi.
Dalam banyak kasus penerapan ISO-9001, sering sekali organisasi hanya berorientasi apa yang disyaratkan oleh ISO-9001, apa yang diinginkan oleh auditor agar organisasi memperoleh sertifikat ISO-9001 dan bagaimana memproyeksikan hal tersebut dalam sistem manajemen mutu mereka. Penerapan ISO-9001 menjadi semacam urusan administratif kelengkapan dokumen. Maka tanggung jawab penerapanpun dilimpahkan pada tingkat manajemen yang lebih rendah, tidak melibatkan tingkat manajemen yang lebih tinggi yang mengetahui issue-issue penting yang dihadapi organisasi.
Dengan persyaratan tentang konteks organisasi, organisasi tidak lagi bisa menganggap remeh penerapan ISO-9001. Manajemen tingkat tinggi wajib dilibatkan. Sebab merekalah yang memahami konteks dan memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.
Ini adalah tahapan awal untuk menerapkan sistem manajemen mutu: pahami konteks yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan sistem manajemen mutu. Contoh-contoh:
Mengapa ISO-9001: 2015 mensyaratkan hal ini? Karena ISO-9001 menginginkan agar sistem manajemen mutu yang tercipta benar-benar sesuai bagi organisasi, mempertimbangkan semua situasi dan kondisi yang melekat saat ini dan yang melingkupi organisasi.
Dalam banyak kasus penerapan ISO-9001, sering sekali organisasi hanya berorientasi apa yang disyaratkan oleh ISO-9001, apa yang diinginkan oleh auditor agar organisasi memperoleh sertifikat ISO-9001 dan bagaimana memproyeksikan hal tersebut dalam sistem manajemen mutu mereka. Penerapan ISO-9001 menjadi semacam urusan administratif kelengkapan dokumen. Maka tanggung jawab penerapanpun dilimpahkan pada tingkat manajemen yang lebih rendah, tidak melibatkan tingkat manajemen yang lebih tinggi yang mengetahui issue-issue penting yang dihadapi organisasi.
Dengan persyaratan tentang konteks organisasi, organisasi tidak lagi bisa menganggap remeh penerapan ISO-9001. Manajemen tingkat tinggi wajib dilibatkan. Sebab merekalah yang memahami konteks dan memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan.
Ini adalah tahapan awal untuk menerapkan sistem manajemen mutu: pahami konteks yang mungkin dapat mempengaruhi kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan sistem manajemen mutu. Contoh-contoh:
- Akan ada regulasi yang melarang penggunaan material X yang digunakan organisasi. Apakah ini akan mempengaruhi kinerja mutu? Sangat mungkin. Penggantian material sangat mungkin merubah komposisi dan sifat produk akhir dengan tingkat kesesuaian persyaratan yang berbeda. Maka ini adalah salah satu konteks. Maka organisasi harus mempertimbangkan hal tersebut dalam pengembangan sistem manajemen mutu. Misalnya, menetapkan sasaran pengurangan penggunaan material X dan membuat sasaran mutu produk akhir yang menggunakan material Y, yang tentu berbeda dengan produk akhir yang menggunakan produk X.
- Salah satu ciri dari budaya di suatu organisasi adalah adanya birokrasi yang berbelit, dimana komunikasi antar bagian selalu harus melintasi pucuk pimpinan di setiap bagian dan harus secara tertulis. Apakah ini konteks yang mempengaruhi kinerja sistem mutu? Pasti. Maka organisasi harus mempertimbangkan hal ini dalam pengembangan sistem manajemen mutu. Misalnya dengan memperkenalkan team lintas fungsi dan melakukan upaya memecah departmental silo, tentu tanpa menghilangkan kewenangan dan fungsi departmental.
Untuk organisasi yang telah menerapkan
ISO-9001:2008, sekarang saatnya memikirkan apakah kebijakan, sasaran
dan berbagai aturan yang dibuat dalam sistem manajemen mutu sudah
benar-benar memperhatikan konteks organisasi yang ada. Juga, saatnya
untuk lebih mengintegrasikan sistem manajemen mutu dengan issue-issue
penting dan strategis organisasi.
Klausul 4.2, Memahami kebutuhan dan harapan pihak-pihak terkait.
Intisari persyaratan
Organisasi harus memahami siapa pihak-pihak terkait dan apa persyaratan mereka
Penjelasan dan penerapan
Pada edisi terdahulu, ISO-9001 lebih
menekankan agar organisasi memahami persyaratan pelanggan. Pada edisi
2015 ini dikembangkan menjadi persyaratan pihak terkait.
Siapa pihak terkait? Pihak terkait adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja sistem manajemen mutu organisasi. Bisa end user, organisasi lain, dealer dan sebagainya. Penyebutan pihak terkait mengganti pelanggan membuat penggunaan istilah yang lebih luwes dalam beberapa jenis organisasi. Misalnya dalam organisasi pendidikian, penyebutan siswa sebagai pelanggan adalah penyebutan yang terdengar aneh di telinga. Tapi bahwa siswa adalah pihak terkait yang berkepentingan dengan kinerja sistem manajemen mutu sekolah, ini lebih enak didengar.
Pertama adalah mengetahui dengan jelas siapa pihak terkait, kedua memahami apa persyaratan dari pihak-pihak tersebut.
Misalnya, untuk organisasi manufaktur, pihak terkait mungkin adalah organisasi lain yang menerima produk mereka. organisasi lain itulah yang berkepentingan dengan kinerja sistem mutu mereka.
Lalu apa persyaratan mereka? apa spesifikasi yang diinginkan?
Misalnya lagi, untuk organisasi sekolah, siapa pihak berkepentingan? Adalah siswa, orang tua siswa, masyarakat, sekolah tingkat lanjut atau juga industri yang menyerap tenaga kerja dari sekolah tersebut, dan juga pemerintah yang memberi subsidi. Semua pihak tersebut berkepentingan dengan kinerja sistem manajemen mutu sekolah. Apa saja persyaratan mereka, apa yang mereka inginkan, harus dipahami dengan baik oleh organisasi pendidikan.
Siapa pihak terkait? Pihak terkait adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan kinerja sistem manajemen mutu organisasi. Bisa end user, organisasi lain, dealer dan sebagainya. Penyebutan pihak terkait mengganti pelanggan membuat penggunaan istilah yang lebih luwes dalam beberapa jenis organisasi. Misalnya dalam organisasi pendidikian, penyebutan siswa sebagai pelanggan adalah penyebutan yang terdengar aneh di telinga. Tapi bahwa siswa adalah pihak terkait yang berkepentingan dengan kinerja sistem manajemen mutu sekolah, ini lebih enak didengar.
Pertama adalah mengetahui dengan jelas siapa pihak terkait, kedua memahami apa persyaratan dari pihak-pihak tersebut.
Misalnya, untuk organisasi manufaktur, pihak terkait mungkin adalah organisasi lain yang menerima produk mereka. organisasi lain itulah yang berkepentingan dengan kinerja sistem mutu mereka.
Lalu apa persyaratan mereka? apa spesifikasi yang diinginkan?
Misalnya lagi, untuk organisasi sekolah, siapa pihak berkepentingan? Adalah siswa, orang tua siswa, masyarakat, sekolah tingkat lanjut atau juga industri yang menyerap tenaga kerja dari sekolah tersebut, dan juga pemerintah yang memberi subsidi. Semua pihak tersebut berkepentingan dengan kinerja sistem manajemen mutu sekolah. Apa saja persyaratan mereka, apa yang mereka inginkan, harus dipahami dengan baik oleh organisasi pendidikan.
Klausul 4.3, Lingkup
Intisari persyaratan
organisasi harus menentukan lingkup sistem manajemen mutu.
Penjelasan dan penerapan
Lingkup dapat berarti cakupan produk
dan layanan yang dicakup dalam sistem manajemen mutu dan klausul-klausul
ISO-9001:2015 yang tidak dapat diaplikasikan.
Apa yang harus dilakukan?
Dalam edisi terdahulu, lingkup harus ditulis dalam manual mutu. ISO-9001:2015 tidak mensyaratkan organisasi untuk menyusun manual mutu. Meskipun begitu, tetap diperlukan sebuah dokumen yang memberikan semacam gambaran umum tentang sistem manajemen mutu organisasi. Disinilah lingkup paling tepat disispkan.
Juga dalam edisi terdahulu, persyaratan ISO-9001 yang dapat dikecualikan atau tidak diaplikasikan terbatas pada persyaratan yang menjadi bagian suatu klausul. Dalam edisi 2015, ISO-9001 tidak membuat aturan klausul mana yang bisa dikecualikan. Ini bisa berarti klausul mana dalam ISO-9001 bisa dikecualikan, tetapi harus sesuai dengan, sekali lagi, konteks organisasi, dan persyaratan pihak terkait. Misalnya, bila pelanggan suatu industri manufaktur memberikan spesifikasi ukuran barang yang dibuat, maka implikasinya adalah organisasi harus mempunyai cara untuk melakukan pengukuran apakah spesifikasi barang sudah sesuai atau tidak sesuai. Dengan demikian, persyaratan terkati sumber daya pengukuran tidak dapat dikecualikan.
Klausul 4.4, Sistem manajemen mutu dan proses-prosesnya.
Apa yang harus dilakukan?
Dalam edisi terdahulu, lingkup harus ditulis dalam manual mutu. ISO-9001:2015 tidak mensyaratkan organisasi untuk menyusun manual mutu. Meskipun begitu, tetap diperlukan sebuah dokumen yang memberikan semacam gambaran umum tentang sistem manajemen mutu organisasi. Disinilah lingkup paling tepat disispkan.
Juga dalam edisi terdahulu, persyaratan ISO-9001 yang dapat dikecualikan atau tidak diaplikasikan terbatas pada persyaratan yang menjadi bagian suatu klausul. Dalam edisi 2015, ISO-9001 tidak membuat aturan klausul mana yang bisa dikecualikan. Ini bisa berarti klausul mana dalam ISO-9001 bisa dikecualikan, tetapi harus sesuai dengan, sekali lagi, konteks organisasi, dan persyaratan pihak terkait. Misalnya, bila pelanggan suatu industri manufaktur memberikan spesifikasi ukuran barang yang dibuat, maka implikasinya adalah organisasi harus mempunyai cara untuk melakukan pengukuran apakah spesifikasi barang sudah sesuai atau tidak sesuai. Dengan demikian, persyaratan terkati sumber daya pengukuran tidak dapat dikecualikan.
Klausul 4.4, Sistem manajemen mutu dan proses-prosesnya.
Intisari persyartan (1):
Organisasi harus menetapka,
menerapkan, memelihara dan memperbaiki secara berkelanjutan
proses-proses untuk operasi sistem manajemen mutu serta interaksi antar
proses tersebut.
Penjelasan dan penerapan
Menetapkan proses berarti memetakan
dan mengetahui dengan jelas proses-proses apa saja yang diperlukan
organisasi yang diperlukan untuk membuat produk atau memberikan
pelayanan, dari mulai muculnya kebutuhan sampai produk atau layanan
diberikan, dan proses-proses pendukung yang dibutuhkan.
Mengapa harus memetakan dan megatur proses? Karena proses lah yang menghasilkan output, produk dan layanan, yang didalmanya bisa melibatkan orang ataupun mesin. Dengan mengatur proses berarti mengatur sumber output atau produk.
Apa yang harus dilakukan dalam menetapkan proses?
Pertama, lihat proses produksi atau pelayanan dan proses yang yang berinteraksi langsung dengan produk dan pelanggan.
Mengapa harus memetakan dan megatur proses? Karena proses lah yang menghasilkan output, produk dan layanan, yang didalmanya bisa melibatkan orang ataupun mesin. Dengan mengatur proses berarti mengatur sumber output atau produk.
Apa yang harus dilakukan dalam menetapkan proses?
Pertama, lihat proses produksi atau pelayanan dan proses yang yang berinteraksi langsung dengan produk dan pelanggan.
Misalnya:
Di industri manufaktur: proses produksi, proses penerimaan order, proses pengiriman, proses penyimpanan, proses penerimaan material, proses inspeksi, proses perancangan produksi, proses perancangan produk dan sebagainya.
Di lembaga pendidikan: proses belajar mengajar, proses penerimaan siswa, proses perencanaan kurikulum, proses penjadwalan kegiatan belajar mengajar, proses ujian, proses praktikum dan sebagainya.
Di industri manufaktur: proses produksi, proses penerimaan order, proses pengiriman, proses penyimpanan, proses penerimaan material, proses inspeksi, proses perancangan produksi, proses perancangan produk dan sebagainya.
Di lembaga pendidikan: proses belajar mengajar, proses penerimaan siswa, proses perencanaan kurikulum, proses penjadwalan kegiatan belajar mengajar, proses ujian, proses praktikum dan sebagainya.
Kedua, lihat proses pendukung yang dibutuhkan.
Misalnya:
Proses pemeliharaan mesin, proses pemeliharaan alat ukur, proses pengembangan sumber daya manusia, proses pengadaan material
Proses pemeliharaan mesin, proses pemeliharaan alat ukur, proses pengembangan sumber daya manusia, proses pengadaan material
Ketiga, lihat proses yang diperlukan untuk mengelola sistem manajemen
Misalnya: Proses audit internal, proses tindakan koreksi
Intinya adalah: semua proses atau aktifitas yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menciptakan produk atau memberikan pelayanan dan dalam menjamin mutu serta mengelola sistem manajemen mutu itu sendiri.
Inti persyaratan (2):
Organisasi harus menentukan, untuk
setiap proses, input output, kriteria input output, metoda kerja,
indikator kinerja, resiko dan peluang serta tindakan yang diperlukan.
Penjelasan dan penerapan
Menentukan output, input untuk setiap proses berarti mempelajari apa yang dihasilkan proses dan apa yang dimasukkan ke dalam proses. Baik input maupun output bisa berupa barang ataupun informasi.Menentukan kriteria input output berarti menentukan persyaratan apa yang harus dipenuhi oleh input dan output. Pada proses produksi, material harus bagaimana? produk yang dihasilkan harus bagaimana? Pada proses pengiriman, barang yang dikirim harus bagaimana? berlabel? quantity sesuai ? barang yang terkirim harus bagaimana? tidak rusak?
Metoda kerja kerja berarti cara kerja dari pelaku proses, atau cara kerja dari suatu tahapan aktifitas spesifik dalam suatu proses. Ini berarti mengatur bagaima seorang pekerja melakukan suatu aktifitas.
Indikator kinerja adalah suatu deskripsi yang dapat menggambarkan apakah suatu proses berjalan dengan baik atau tidak. Persyaratan harus adanya indikator kinerja untuk setiap proses adalah persyaratan baru yang tidak ada - atau tidak secara ekspisit ada - dalam edisi ISO-9001 sebelumnya. Contoh idikator kinerja proses produksi: tingkat reject produk, cycle time dll. Contoh kinerja proses penerimaan siswa baru: akurasi input nama calon siswa, cycle time pelayanan dan sebagainya.
Untuk proses yang sama, indikator kinerja bisa saja berbeda antar organisasi meski ada indikator kinerja yang bersifat umum. Ini tergantung dari, sekali lagi, konteks organisasi.
Persyaratan baru lain dalam ISO-9001:2015 terkait proses adalah adanya keharusan untuk mempelajari resiko, peluang dan menentukan tindakan yang diperlukan terkait dengan peluang dan resiko. Ini membuat organisasi harus lebih seksama dalam mengatur proses. Bila pengaturan proses dituangkan dalam prosedur, berarti tidak lagi ada istilah tulis yang Anda lakukan, Lakukan yang Anda tulis. Setiap proses bukan cuma perlu didokumentasi tetapi yang lebih penting adalah dianalisa apa kemungkinan masalah atau kegagalan proses, seberapa besar kemungkinannnya, berapa besar kerugian bila potensi masalah tersebut terjadi. Misalnya, dalam mengatur proses pengiriman barang, apa resikonya? keterlambatan karena macet? berapa besar kemungkinannya? berapa besar kerugian organisasi dan pelanggan bila terjadi? Bagaimana mengantisipasinya?
Source: http://www.gunastara.co.id/artikel-iso/16-iso-9001-dan-ts-16949/83-klausul-4-iso-9001-2015-konteks-organisasi
Interpretasi Klausul ISO 14001:2015
4. Context
4.1 Understand your organization and its particular context
- Mengidentifikasi dan memahami konteks eksternal organisasi.
- Mengidentifikasi masalah eksternal yang relevan dengan tujuan organisasi.
- Mengidentifikasi kondisi eksternal yang relevan dengan tujuan organisasi.
- Mengidentifikasi dan memahami konteks internal yang ada pada organisasi.
- Identifikasi masalah internal yang relevan dengan tujuan organisasi.
- Identifikasi kondisi internal yang relevan dengan tujuan organisasi.
4.2 Clarify the needs and expectations of your interested parties
- Mengidentifikasi pihak berkepentingan yang relevan dengan SML organisasi.
- Mengidentifikasi pihak yang tertarik dalam kinerja lingkungan.
- Tentukan kebutuhan dan harapan dari pihak berkepentingan organisasi.
- Tentukan mereka yang relevan dengan kinerja lingkungan.
- Tentukan apa saja yang menjadi kepatuhan kewajiban (persyaratan) dari pihak yang tertarik (interested party).
4.3 Define the scope of your environmental management system
- Perjelas batas-batas dan pikirkan mana saja yang berlaku untuk SML.
- Gunakan batas dan informasi penerapan untuk menentukan ruang lingkup SML.
- Pertimbangkan kewajiban kepatuhan ketika mendefinisikan ruang lingkup.
- Pertimbangkan konteks perusahaan ketika mendefinisikan ruang lingkup.
- Tentukan lingkup sistem manajemen lingkungan.
- Sertakan semua produk yang termasuk dalam ruang lingkup (batas) dari SML.
- Sertakan semua jasa yang termasuk dalam ruang lingkup (batas) dari SML.
- Sertakan semua kegiatan yang termasuk dalam ruang lingkup (batas) dari SML.
- Dokumentasikan ruang lingkup sistem manajemen lingkungan.
4.4 Establish and maintain an environmental management system
- Pertimbangkan konteks organisasi ketika membangun dan memelihara SML.
- Pertimbangkan konteks eksternal ketika mengembangkan SML organisasi.
- Pikirkan tentang bagaimana isu-isu eksternal bisa mempengaruhi SML organisasi.
- Pikirkan tentang bagaimana pihak eksternal yang berkepentingan dapat mempengaruhi EMS.
- Pertimbangkan konteks internal ketika mengembangkan SML.
- Pikirkan tentang bagaimana masalah internal dapat mempengaruhi SML.
- Kembangkan SML sesuai dengan persyaratan standar ISO 14001.
- Tetapkan proses-proses yang butuhkan dan perjelas interaksi proses.
- Laksanakan, pertahankan, dan tingkatkan sistem manajemen lingkungan.
5. Leadership
5.1 Provide leadership by accepting responsibility for the EMS
- Top Manajemen harus menerima tanggung jawab untuk SML organisasi.
- Tunjukkan bahwa top manajemen berkomitmen untuk SML organisasi.
- Pastikan bahwa kebijakan lingkungan dirumuskan.
- Pastikan bahwa tujuan lingkungan ditetapkan.
- Top Manajemen harus mengkomunikasi komitmennya untuk SML organisasi.
- Jelaskan mengapa pengelolaan lingkungan penting.
- Manajer diharapkan mempunyai bertanggung jawab atas jalannya SML.
- Top Manajemen mendorong personil secara pribadi mendukung SML mereka.
5.2 Provide leadership by establishing an environmental policy
- Top Manajemen harus merumuskan kebijakan lingkungan organisasi.
- Dalam merumuskan kebijakan organisasi, top manajemen harus mempertimbangkan konteks organisasi, lingkungan dan kewajiban kepatuhan.
- Top Manajemen harus menerapkan kebijakan lingkungan organisasi.
- Top Manajemen harus memastikan adanya dokumen kebijakan lingkungan organisasi.
- Top Manajemen mngkomunikasikan kebijakan lingkungan organisasi.
- Top Manajemen memastikan personil untuk mematuhi kebijakan lingkungan.
5.3 Provide leadership by assigning EMS roles and responsibilities
- Top Manajemen harus memberikan kepemimpinan lingkungan yang efektif.
- Top Manajemen menetapkan dan mengkomunikasikan peran, tanggung jawab, dan kewenangan dalam SML.
6. Planning
6.1 Formulate actions to address your risks and opportunities
6.1.1 Develop processes and prepare plans to establish your EMS
- Kembangkan proses yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan SML.
- Membangun proses yang diperlukan untuk merencanakan dan melaksanakan SML.
- Melaksanakan proses yang diperlukan untuk merencanakan dan melaksanakan SML.
- Menjaga proses yang diperlukan untuk merencanakan dan melaksanakan SML.
- Rencanakan pembentukan sistem manajemen lingkungan.
- Pertimbangkan ruang lingkup sistem manajemen lingkungan (4,3).
- Pertimbangkan bagaimana organisasi akan mengatasi konteks organisasi(4.1).
- Pertimbangkan bagaimana organisasi akan menentukan risiko dan peluang (4.1).
- Pertimbangkan bagaimana organisasi akan mengidentifikasi situasi darurat potensial (8,2).
- Pertimbangkan bagaimana organisasi memastikan bahwa SML mencapai hasil yang diinginkan.
- Bangun perencanaan pengelolaan dokumen dan rekaman lingkungan.
- Dokumentasikan risiko dan peluang yang perlu ditangani.
- Dokumentasikan proses yang diperlukan untuk merencanakan dan mengelola SML.
- Pelihara dan kontrol perencanaan dokumen dan rekaman SML.
6.1.2 Identify significant environmental aspects and associated impacts
- Gunakan proses perencanaan risiko (dari klausul 6.1.1) untuk mengidentifikasi aspek lingkungan.
- Mengidentifikasi aspek lingkungan yang termasuk dalam lingkup SML organisasi.
- Mengidentifikasi aspek-aspek lingkungan apa saja yangdipengaruhi atau dikendalikan oleh organisasi.
- Mengidentifikasi aspek lingkungan yang penting bagi organisasi.
- Menetapkan kriteria untuk mengidentifikasi aspek lingkungan penting.
- Gunakan proses perencanaan risiko (dari 6.1.1) untuk mengidentifikasi dampak lingkungan.
- Mengidentifikasi dampak lingkungan yang berada dalam lingkup SML organisasi.
6.1.3 Study environmental aspects and identify compliance obligations
- Gunakan proses perencanaan resiko (dari 6.1.1) untuk mengidentifikasi kewajiban kepatuhan.
- Mengidentifikasi kewajiban kepatuhan apa saja yang masuk dalam lingkup SML organisasi.
- Dokumentasikan apa saja kewajiban kepatuhan SML organisasi.
6.1.4 Address environmental aspects, obligations, risks, and opportunities
- Rencakanan bagaimana organisasi memastikan bahwa SML mencapai hasil yang diinginkan.
- Rencakanan bagaimana organisasi akan menangani aspek lingkungan penting.
- Rencakanan bagaimana organisasi akan menangani kewajiban kepatuhan lingkungan.
- Rencakanan bagaimana organisasi akan menangani risiko dan peluang.
- Rumuskan tindakan untuk memastikan bahwa SML mencapai hasil yang diinginkan.
- Lakukan tindakan untuk memastikan bahwa SML mencapai hasil yang diinginkan.
6.2 Set environmental objectives and make plans to achieve them
6.2.1 Establish environmental objectives for all relevant areas
- Perjelas kriteria untuk menetapkan tujuan lingkungan.
- Pastikan bahwa tujuan konsisten dengan kebijakan lingkungan.
- Pastikan bahwa tujuan terukur.
- Pastikan bahwa tujuan mempertimbangkan pilihan dan persyaratan organisasi.
- Tentukan tujuan pada tingkat yang relevan dan untuk fungsi yang relevan.
- Tentukan tujuan yang menangani risiko spesifik dan peluang.
- Tentukan tujuan yang membahas kewajiban kepatuhan tertentu.
- Tentukan tujuan yang membahas aspek lingkungan penting organisasi.
6.2.2 Establish plans to achieve objectives and evaluate results
- Tetapkan rencana untuk mencapai tujuan lingkungan.
- Kembangkan tindakan untuk mencapai tujuan lingkungan.
- Cari cara untuk mengintegrasikan tindakan ke dalam proses bisnis.
- Cari tahu bagaimana cara organisasi akan mengevaluasi hasil.
- Pantau seberapa baik tujuan sedang dicapai.
7. Support
7.1 Support your EMS by providing the necessary resources
- Tentukan sumber daya yang diperlukan oleh sistem manajemen lingkungan.
- Sediakan sumber daya yang diperlukan sistem manajemen lingkungan.
7.2 Support your EMS by ensuring that people are competent
- Perjelas persyaratan kompetensi lingkungan dalam organisasi.
- Identifikasi siapa saja personel yang mempengaruhi kinerja lingkungan.
- Identifikasi persyaratan kompetensi personel yang berdampak pada kinerja lingkungan.
- Raih atau cari kompetensi setiap kali ada kekurangan yang ditemukan.
- Raih atau cari kompetensi yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan kompetensi lingkungan organisasi.
- Dokumentasikan kompetensi personel yang mempengaruhi kinerja lingkungan.
- Pertahankan dokumentasi dan gunakan sebagai bukti yang menunjukkan bahwa personel memiliki kompetensi yang mereka butuhkan untuk menangani aspek lingkungan dari kegiatan, proses, produk, jasa, dan sistem.
7.3 Support your EMS by making people aware of their duties
- Buat personel menyadari adanya SML organisasi.
- Berbagi informasi tentang SML dengan personel yang melaksanakan pekerjaan yang berada di bawah kendali organisasi.
- Pastikan bahwa mereka menyadari kebijakan lingkungan.
- Pastikan bahwa mereka menyadari tujuan lingkungan.
- Pastikan bahwa mereka menyadari aspek lingkungan.
- Pastikan bahwa mereka menyadari dampak lingkungan.
7.4 Support your EMS by controlling your communications
7.4.1 Support your EMS by creating a communications processes
- Rencanakan bagaimana pengelolaan komunikasi SML.
- Tetapkan proses untuk mengelola komunikasi SML.
- Tentukan metode untuk mengetahui bagaimana komunikasi internal dan eksternal akan ditangani.
- Laksanakan proses komunikasi SML organisasi.
7.4.2 Support your EMS by facilitating internal communications
- Bangun komunikasi SML di dalam dan di seluruh organisasi.
- Diskusikan SML dengan orang-orang di semua tingkatan organisasi dan fungsi.
- Aktifkan siapa pun untuk berkontribusi perbaikan terus-menerus.
7.4.3 Support your EMS by establishing external communications
- Bangun komunikasi antara organisasi dan pihak eksternal.
- Gunakan proses komunikasi untuk mengontrol komunikasi eksternal.
7.5 Support your EMS by managing documented information
7.5.1 Support your EMS by using all necessary EMS documents
- Identifikasi seberapa luas cakupan pendokumentasian informasi dalam SML yang harus dilakukan.
- Pertimbangkan kegiatan, personel, kewajiban, proses, ukuran, produk dan layanan organisasi ketika membuat dokumen dan rekaman.
- Pilih semua dokumen dan rekaman yang diperlukan SML.
- Pilih semua dokumen internal dan rekaman yang diperlukan SML.
- Pilih semua dokumen eksternal dan rekaman yang diperlukan SML.
7.5.2 Support your EMS by managing the use of EMS documents
- Kelola pendokumentasikan informasi SML dalam organisasi.
- Pastikan bahwa dokumen dan rekaman SML organisasi diidentifikasi dengan benar.
- Pastikan bahwa dokumen dan rekaman SML organisasi disajikan dengan benar.
- Pastikan bahwa dokumen dan rekaman SML organisasi telahdisetujui..
7.5.3 Support your EMS by controlling the use of EMS documents
- Pilih semua dokumen dan rekaman SML yang dibutuhkan.
- Identifikasi bagaimana dokumen SML dikontrol.
- Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML dibuat.
- Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML diidentifikasi.
- Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML didistribusikan.
- Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML disimpan.
- Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML akan diambil.
- Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML diakses.
- Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML digunakan.
- Pikirkan tentang bagaimana dokumen EMS dan rekaman dilindungi.
- Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML jika mengalami perubahan.
- Pikirkan bagaimana dokumen dan rekaman SML dipelihara.
- Kontrol semua dokumen dan rekaman SML (internal ataupun eksternal) yang dibutuhkan.
8. Operations
8.1 Establish your EMS processes and control how they operate
- Tentukan persyaratan lingkungan yang harus dipenuhi oleh proses.
- Tentukan persyaratan lingkungan untuk proses pengadaan (yang sesuai).
- Perjelas persyaratan lingkungan untuk pembelian produk dan layanan.
- Tentukan persyaratan lingkungan untuk proses desain (yang sesuai).
- Tetapkan kontrol untuk memastikan bahwa persyaratan lingkungan dianggap.
- Rencanakan pelaksanaan proses SML dalam organisasi.
- Perjelas kriteria operasi yang harus dipenuhi proses SML.
- Kembangkan kontrol untuk proses pengelolaan lingkungan.
- Pertimbangkan untuk menggunakan tenaga untuk mengontrol proses organisasi.
- Pertimbangkan untuk menggunakan prosedur untuk mengontrol proses organisasi.
- Pertimbangkan untuk menggunakan teknologi untuk mengontrol proses organisasi.
- Pertimbangkan untuk menggunakan metodologi untuk mengontrol proses organisasi.
- Laksanakan dan kontrol proses SML organisasi.
- Gunakan dokumen untuk menunjukkan bahwa proses SML dilaksanakan.
8.2 Establish your emergency preparedness and response processes
- Bangun proses respon kesiapan tanggap darurat.
- Tetapkan proses untuk mempersiapkan situasi darurat potensial.
- Tetapkan proses untuk menanggapi situasi darurat potensial.
- Pelihara proses respon kesiapan tanggap darurat dengan memberikan pelatihan.
- Dokumentasikan proses respon kesiapan tanggap darurat.
- Lakukan peninjauan terkait proses respon kesiapan tanggap darurat.
9. Evaluation
9.1 Determine your environmental performance and compliance
9.1.1 Investigate your organization’s environmental performance
- Rencanakan bagaimana organisasi akan menyelidiki kinerja lingkungan.
- Rencanakan bagaimana organisasi akan memantau kinerja lingkungan.
- Rencanakan bagaimana organisasi akan mengukur kinerja lingkungan.
- Rencanakan bagaimana organisasi akan menganalisis kinerja lingkungan.
- Rencanakan bagaimana organisasi akan mengevaluasi kinerja lingkungan Anda.
- Lakukan investigasi kinerja lingkungan organisasi.
- Pantau kinerja lingkungan organisasi.
- Ukur kinerja lingkungan organisasi.
- Analisa kinerja lingkungan organisasi.
- Evaluasi kinerja lingkungan organisasi.
- Komunikasikan kinerja lingkungan organisasi.
9.1.2 Evaluate your organization’s environmental compliance
- Rencanakan bagaimana cara organisasi mengetahui apakah kewajiban kepatuhan telah dipenuhi.
- Identifikasi seberapa sering kepatuhan lingkungan harus dievaluasi.
- Tetapkan proses evaluasi kepatuhan lingkungan yang sesuai.
- Laksanakan proses evaluasi kepatuhan lingkungan yang sesuai.
- Jaga dan pelihara proses evaluasi kepatuhan lingkungan yang sesuai.
- Ambil tindakan untuk menyelesaikan kekurangan kepatuhan lingkungan.
9.2 Audit your organization’s environmental management system
9.2.1 Conduct EMS conformance audits and document your results
- Lakukan Internal Audit SML pada selang waktu terencana.
- Identifikasi apakah SML sudah memenuhi persyaratan organisasi dan standar ISO.
- Periksa efektivitas SML organisasi.
9.2.2 Establish internal audit methods, schedules, and requirements
- Rencanakan pengembangan program audit internal.
- Kembangkan sebuah program yang dapat mengetahui apakah SML memenuhi persyaratan.
- Kembangkan sebuah program yang dapat menentukan apakah SML efektif.
- Tetapkan program audit internal organisasi.
- Tetapkan tanggung jawab audit internal.
- Tetapkan persyaratan perencanaan audit internal.
- Tetapkan persyaratan pelaporan audit internal.
- Tetapkan jadwal audit internal.
- Tetapkan metode audit internal.
- Laksanakan program audit internal.
- Tentukan ruang lingkup untuk setiap audit internal.
- Tentukan Kriteria audit untuk setiap audit internal.
- Pilih auditor internal yang berimbang dan obyektif.
- Lakukan audit internal pada selang waktu terencana.
- Laporkan hasil audit internal kepada manajemen.
9.3 Review your organization’s environmental management system
- Tinjau SML organisasi secara berkala.
- Tinjau kesesuaian, kecukupan, dan efektivitas SML.
- Tinjau status tinjauan manajemen sebelumnya.
- Tinjau seberapa baik tujuan lingkungan sedang dicapai.
- Tinjau komunikasi yang relevan dari pihak yang berkepentingan.
- Tinjau kinerja lingkungan (termasuk tren).
- Tinjau perubahan di aspek, kewajiban, masalah, dan risiko.
- Tinjau potensi peluang perbaikan terus-menerus.
- Tinjau arah strategis yang akan diambil untuk SML.
- Tinjau kebutuhan sumber daya dan persyaratan SML.
- Menghasilkan tinjauan manajemen output yang sesuai.
- Menarik kesimpulan tentang SML organisasi.
- Membuat keputusan tentang SML organisasi.
- Tentukan tindakan untuk meningkatkan kinerja lingkungan.
- Pertimbangkan implikasi untuk arah strategis secara keseluruhan.
- Dokumentasikan hasil tinjauan manajemen.
10. Improvement
10.1 Take action to improve your EMS and achieve intended outcomes
- Tentukan peluang untuk meningkatkan SML untuk mencapai hasil yang diinginkan.
- Ambil semua tindakan yang diperlukan untuk meningkatkan SML dan mencapai hasil yang diinginkan.
- Gunakan output evaluasi kinerja untuk meningkatkan SML organisasi.
- Gunakan output evaluasi kepatuhan untuk meningkatkan SML organisasi.
- Gunakan output tinjauan manajemen untuk meningkatkan SML organisasi.
- Gunakan output audit internal untuk meningkatkan SML organisasi.
10.2 Control nonconformities and take appropriate corrective action
- Ambil tindakan untuk mengendalikan ketidaksesuaian dalam organisasi.
- Tinjau ketidaksesuaian dan identifikasi penyebabnya.
- Tentukan apakah ketidaksesuaian serupa ada di lini lain.
- Putuskan apa tindakan korektif yang harus diambil.
- Kembangkan tindakan korektif untuk mengatasi penyebab.
- Laksanakan tindakan korektif untuk mengatasi penyebab.
- Tinjau efektivitas tindakan perbaikan.
- Dokumentasikan tindakan perbaikan atas ketidaksesuaian serta hasilnya.
10.3 Enhance the suitability, adequacy, and effectiveness of your EMS
- Tingkatkan kinerja lingkungan organisasi.
- Terus tingkatkan kinerja SML.
- Terus tingkatkan kesesuaian SML.
- Terus tingkatkan kelayakan SML.
- Terus tingkatkan efektivitas SML.
Demikian penjelasan kami, semoga bermanfaat.
Source: http://isoindonesiacenter.com/interpretasi-klausul-iso-140012015/
Langganan:
Postingan (Atom)